Dulunya saya beli daging dengan niatan pengen eksperimen bikin rendang from scratch, tapi berhubung malas (ribet sih :p) akhirnya berbelok ke masak asam padeh yang lebih gampang 😀 Btw dulu ternyata saya pernah posting asam padeh dagiang, haha. Tapi itu bukan versi saya yang masak 😀
Ini masakan pertama saya di apato sejak pindahan. Rada terpaksa masak juga sebenarnya. Kelaparan, terlalu malas untuk keluar, akhirnya masak aja. Adanya juga cuma daging, yang mana sebelumnya dititipkan tapi kemarin terpaksa harus diambil, fufufu.
Link resep: ada di sini.
Jadi tadi siang karena laper, ga ada makanan, plus malas masak, akhirnya saya ke Kebab Cafe, Shibuya buat cari makan. Liat menunya akhirnya saya iseng mau coba yang ini. Di awal dikasi sup dulu, rasa kentang, sup kentang kali ya :p Itu aja udah kenyang. Menu utamanya nasi, roti kebab, semacam beef burger, grilled green bell pepper (gede banget ini, tapi saya ndak suka :p), serta salad. Kenyang banget. Beres makan saya mau bayar, orangnya bilang sumimasen, awalnya saya ga ngeh, ternyata masih ada ceylon tea. Di Jepun sini makan siang emang lebih murah ya, n suka ada lunch set. Tadinya saya mikirnya ga ada sup dan teh itu :p Well, tapi menurut saya masih lebih enak kebabnya dibanding ini 😀
Setelah sekian lama akhirnya ada acara makan-makan lagi di Komaba. Dan kali ini pesertanya makin banyak jumlah generasinya *halah*. Kami yang warga Komaba dan anak-anak kosen angkatan 2011, ditambah anak-anak kosen angkatan 2010 yang lagi maen ke Tokyo, serta beberapa orang lagi. Mungkin ini jadi ngumpul-ngumpul paling rame terakhir di Komaba, sebelum pada pindah semua >.<
Makan malam terakhir di Bandung sebelum balik lagi ke Tokyo, di Maja House 😀 Bayamnya kayaknya dipanggang di atas dagingnya. Trus saosnya asin, tapi wortelnya manis, jadinya kombinasinya pas (dan saya penasaran wortelnya diapakeuuun >.<). Dari sini juga saya menyadari bahwa saya lebih suka daging yang tingkat kematangannya well done ketimbang medium >.<
Finally saya ketemu dengan mbak @nots. Sebelumnya hanya komen-komenan via Plurk, hehe. Kita janjian makan di The Kiosk, Dago. Pesen apa ya? Akhirnya sesuai kriteria dari mbak @nots: “yang ga ada di sana (Jepang, red.) dan ga bisa lu masak”, okeh, akhirnya saya beli iga bakar saja. Lagian belum pernah nyoba juga sih, hehe. Enyak 😀