Throwback July 22nd. This was my first cooking in Bandung, haha. I know, I know it wasn’t appealing, lack of color, even lack of seasoning, haha. Here is its behind the scene. A work colleague has mushroom cultivation. One day, we talk about jamur crispy (crispy mushroom) in the office and he said he would bring the mushroom sample for us. Several days later, he brought the mushroom. I thought it was the jamur crispy which were ready to eat. But in fact, he brought fresh mushroom. 🙄 No way, I should cook, after almost 4 months without cooking. 😡 So after work I went to supermarket to but some ingredients and seasonings. I bought bakso (meatball) and just stir fry them with salt and pepper. And that’s the result, haha. I know I should have added green veggie and chili pepper to make it better, but you know, I was really lazy now, not like when I lived in Japan. 😆
Jadi beberapa hari lalu bikin pasta yang saosnya pake krim, trus krimnya nyisa. Udah gugling macem-macem sih tentang what to do with leftover cream, dapetnya banyakan dessert atau saos pasta. Sempat pingin bikin banana split tapi kelewat males bikin whipped cream-nya, haha. Akhirnya keingat mushroom sauce dan nemu resepnya yang gampang banget. Trus karena ga mau ribet-ribet juga pilihan menu utamanya jatuh kepada salmon. Salmon ini pada dasarnya emang udah enak ya, kasi garam n lada hitam dikit aja trus di-sautee bentar udah enak. 😀
Ini makanan waktu sahur tadi. Sebelumnya bingung mau masak apa, akhirnya kepikiran semacam jamur goreng tepung gitu. Cepet ini bikinnya dan gampang, hehe. Kalau ayam goreng tepung mungkin rada tricky ya, kalau apinya kegedean, luarnya udah mateng tapi bisa-bisa ayamnya belum matang. Oleh karena itu, apinya mesti ga gede, tapi jadinya gorengnya lebih lama. Kalau jamur kan sebentar pun di dalamnya pasti matang, ehehe.
Link resep: ada di sini.
Bikin ini terinspirasi dari postingannya Pike. Berhubung di Pike versi dibeli dan saya ga tau rasanya kayak gimana, jadi saya bikinnya ngasal aja. Intinya ditumis ini doank, rasa ya suka-suka aja, hehe. Sayang saya ga ada cabe, kalo ga kan lumayan dikasih irisan cabe biar pedes.
Semalam tiba-tiba pengen pizza. Gampangnya sih tinggal beli di Saizeriya, tapi bosan juga toppingnya cuma jamur. Akhirnya hari ini maksa eksperimen demi memenuhi hasrat *halah*. Toppingnya ayam dan jamur. Sebagai hasil eksperimen pertama, rotinya ga perfect tapi juga ga failed. Saya emang ga bakat tampaknya bermain dengan tepung dan ragi. Huhuhu.
Jadi Nisa, sepupu saya nginep di tempat saya malam ini *ups, moga petugas office asrama ga baca (ninja)*. Isi kulkas saya cuma ayam. Tadi belanja juga, trus merekanya juga bingung pengen makan apa. Ya udah akhirnya saya beli sayuran dan minuman aja. Nisa bawa kurma juga rupanya. Begini saja masaknya. Maklum masaknya mepet-mepet buka puasa.
Kalau ga salah, tau mie ini dari Mbak Rani. Trus Mbak Rani tau dari Adek. Udah dari lama sih liat mie ini di Toko Indonesia, tapi belum mau nyoba dulunya :p Abis dicoba, dari 3 rasa yang ada, yang ini paling enaaak 😀 No MSG pula. Wehehe. Baiklah, mari kita kurangi MSG. (baru aja makan mie instan, tiba-tiba Restya nge-share link ini di Plurk :p) Semangkuk mie ditemani se… apa itu ya namanya, ?seteko? teh manis 😀