Yesterday I had trip to Jogashima, Kamakura, and Enoshima at Kanagawa Prefecture with some Waseda’s friends. We had lunch at Kamakura. Since we wanted to get food as soon as possible, we ate at soba/udon restaurant across the Kamakura Great Buddha entrance. I ordered this, the price was 1,260 yen. It’s the most expensive udon I’ve ever eaten -_-” And the taste was not the best for me.
Jadi ceritanya tadi ke Indonesia Festival. Siang gitu pinginnya sih beli makanan Indonesia yang dijual di sana, eh taunya tahun ini stand makanannya cuma ada 5 apa ya, dikiiit banget dibanding tahun lalu, alhasil antriannya katanya panjang, huuu. Karena males ngantri akhirnya kita nyari makan di restoran sekitar situ aja. Akhirnya ditemukanlah suatu restoran Jepang. Awalnya liat menu set ikan gitu. Pas udah di dalam, eh ternyata si ikan itu habis, wew. Untung ada yang jago bahasa Jepang, akhirnya ditanyain menu yang ga ada dagingnya, dan dapatlah ini. Udon lagi deh, wew. Tapi yang ini udon-nya dingin, ehehe. Udah ada udon, masih ada nasi pula, dan nama menunya sendiri saya ga tau bacanya gimana -_-“
Setelah kecapean dan kelaparan dari area Mizudare di Kawazu, saya dan Lydia makan dulu di area Kawazu-nanadaru. Adanya tempat makan udon atau soba, kekeke. Antara udon dan soba saya tentunya pilih udon. Ada wasabi soba juga sebenarnya, yang mana konon kabarnya Izu cukup terkenal dengan wasabinya. Tapi berhubung saya ga suka wasabi, saya pesen yang plain aja. Jamurnya enak btw. Trus panasnya juga pas yang ini. Ga bikin terbakar ibarat air mendidih, hehe.
Jadi tadi seharian muter-muter Kamakura dan Enoshima bersama Adek, Mbak Isti, Ega, Firman, Pak Dendi, Mbak Fina, dan Ain. Makan siang kalo di luar gampangnya ya ga jauh-jauh dari udon atau soba. Trus tadi tertarik mencoba ini. Kirain apa, kayaknya dikasih nama Buddha udon karena lokasinya di Kamakura, trus telur, chikuwa, dkk itu ditata sedemikian sehingga kayak muka orang, huehe.